enmazinfo – Setelah cukup lama absen update blog, akhirnya saya menyempatkan diri menulis lagi. Padahal, bahan tulisan sudah banyak menumpuk dari berbagai perjalanan yang sudah dijalani. Mungkin saya termasuk tipe blogger yang nulisnya tergantung mood. Tapi ya sudahlah, mumpung mood menulis datang, saya paksa deh supaya blog ini gak kosong terus. Tulisan saya memang belum rapi, gaya bahasanya pun kadang loncat-loncat, tapi saya tetap ingin berbagi cerita dari trip yang sempat saya jalani.
Kali ini saya ingin membagikan pengalaman perjalanan terakhir ke Vietnam, tepatnya ke Ho Chi Minh City (HCMC). Saya berangkat beberapa hari setelah Lebaran Idul Fitri tahun 2017. Seperti biasa, tanpa tiket promo mungkin saya belum tentu bisa melangkahkan kaki ke sana.
 |
| SSQ II Pekanbaru |
Ini adalah kunjungan kedua saya ke Ho Chi Minh City. Sebelumnya saya pernah ke sini pada tahun 2016, tapi saat itu saya belum sempat menjelajah lebih jauh, apalagi ke tempat seperti Chu Chi Tunnels, bunker sisa perang Vietnam yang cukup terkenal. Tahun 2016 itu saya lebih fokus ke overland trip dari Siem Reap (Kamboja) menuju Mui Ne Sand Dunes di Vietnam.
Total waktu yang saya habiskan untuk trip kali ini sekitar 5 hari termasuk transit. Saya bermalam satu malam saat keberangkatan dan satu malam saat pulang di KLIA2. Biasanya saya tidur di area bandara, dan ternyata bukan hanya saya, banyak juga backpacker lain yang memilih tidur di KLIA2 daripada keluar cari penginapan.
Total waktu yang saya habiskan untuk trip kali ini sekitar 5 hari termasuk transit. Saya bermalam satu malam saat keberangkatan dan satu malam saat pulang di KLIA2. Biasanya saya tidur di area bandara, dan ternyata bukan hanya saya, banyak juga backpacker lain yang memilih tidur di KLIA2 daripada keluar cari penginapan.
 |
| Lokasi Ngemper di KLIA2 |
Soal tiket, saya pakai AirAsia dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur seharga Rp356.000 sekali jalan, lalu dari Kuala Lumpur ke Ho Chi Minh City seharga Rp337.000. Untuk tiket pulang, saya memilih Malaysia Airlines seharga Rp861.000 karena waktu itu justru lebih murah dibanding AirAsia. Dan terakhir, dari KL ke Pekanbaru lagi seharga Rp333.000. Jadi total tiket pesawat PP hanya Rp1.886.000 (4 flight).
Saya menginap di Saigon Terrace Hotel yang terletak di District 1, tepatnya di jalan Le Anh Xuan No. 31. Tarifnya Rp466.000 untuk 2 malam, dan saya berbagi kamar dengan travelmate saya, Firman, jadi biayanya bisa ditekan.
Hari pertama saya bermalam dulu di KLIA2, dan keesokan paginya saya sempat melipir ke KL Sentral, lalu lanjut naik Monorail ke Berjaya Times Square untuk cari info jadwal ke Colmar Tropicale. Sayangnya, jadwal bus tidak cocok dengan itinerary, jadi harus ditunda.
 |
| Colmar Tropical di BTS |
Setelah itu, saya dan Firman makan roti canai dan teh tarik di dekat BTS. Lalu lanjut ke Dataran Merdeka pakai LRT. Di sana hanya lihat-lihat sebentar dan langsung balik lagi ke KLIA2 untuk persiapan penerbangan ke Vietnam.
Makan siang di pesawat saya pesan menu Bukhara Chicken Biryani lewat fitur pre-order. Harga 10 MYR termasuk minuman, lumayan hemat.
Saya tiba di Tan Son Nhat Airport, lalu naik bus nomor 109 menuju pusat kota (District 1). Tiketnya 20.000 VND. Sesampainya di area sekitar hotel, saya masih harus jalan kaki sekitar 10 menit. Untungnya saya sudah siap dengan Google Maps offline, jadi tidak perlu repot.
 |
| Hotel Room by Saigon Terrace Hotel |
Proses check-in hotel cepat dan mudah. Cukup tunjukkan bukti booking, serahkan paspor, dan selesai. Kamar hotel nyaman dan bersih, sesuai ekspektasi. Lokasi juga strategis di pusat kota.
Malam harinya saya berencana mencari makanan halal, beli paket tour ke Chu Chi Tunnels, dan eksplor night market di area Ben Thanh. Cerita kelanjutan perjalanan di Vietnam bisa kamu baca di postingan selanjutnya. Stay tuned ya!
Keep Traveling, Keep Writing
0 Komentar